MAMAHAMI MUNCULNYA KERUSUHAN DAN PERTIKAIAN MAHASISWA

Tulisan ini tergores karena peristiwa bentrok antar mahasiswa pada kegiatan pemira UNIB.

· Semangat bara api mahasiswa

Peristiwa bentrok antara mahasiswa yang baru sepekan ini menghiasi media massa dengan membawa tajuk pertikaian dalam kampus, masih ada lagi kasus yang sama dan mungkin saja tidak terpublikasikan. Apa yang terjadi, pelajaran apa yang dapat diperoleh

Sebuah kedudukan yang diperoleh oleh kedewasaan berfikir sekaligus bertindak yang diusung dalam ranah-ranah intelektualisme, merupakan predikat mahasiswa yang dinilai oleh masyarakat, bukan dengan premanisme. Sejatinya mahasiswa merupakan bara api yang selalu bersemangat dan penuh idealisme yang membara. Namun dalam proses aktualisasi dirinya itu dituntut pula untuk bersikap intelek. Mendahulukan berfikir sebelum bertindak tampak lebih arif dan bijaksana dalam menyikapi suatu permasalahan. Mahasiswa sebagai manusia menjadi makhluk istimewa karena adanya kewajiban untuk mempertanggung jawabkan sikap dan perilakunya di hadapan khaliknya. Pikiran dan tindakan mesti berpijak pada ajaran agama dan norma-norma masyarakat yang berlaku. Dengan begitu tidak akan lagi kita temui dahsyatnya bogem-bogem mentah yang sekedar untuk melampisakan ego-ego yang tidak bertanggung jawab.

Lembaga pendidikan merupakan institusi yang memiliki masyarakat terpelajar melalui aktivitas pendidikan, penelitian, pengabdian, dsb. Tak lain mempersiapkan kaum yang mau berfikir dan berkarya nyata untuk masyarakat nantinya. Artinya mewujudkan terbinanya insan yang akademis, insan pencipta, insan pengabdi yang bertanggung jawab akan terwujudnya masyarakat adil dan makmur yang diridhoi oleh Allah swt. Bukan mempersiapkan kaum-kaum preman, yang bisanya Cuma pake otot, berfikir ogah bertindak sah dan tidak tahu bener dan salah yang penting puas. Lagipula menurut hemat penulis efek dari pertikaian membuat waktu terbuang sia-sia, energi sia-sia, fikiran dan tenagapun tidak tepat guna.

· Produk lingkungan yang keras

Mempelajari psikologis seseorang yang melakukan tindakan kekerasan melalui tingkah laku, dalam buku psikologi umum menurut Leavitt (dalam Sobur :2003 :288) ada tiga hal yang mempengaruhi seseorang bertingkah laku ;

  1. Manusia adalah produk dari lingkungannya
  2. Manusia pada dasarnya suka mementingkan diri sendiri
  3. Manusia adalah makhluk yang dibentuk oleh kebiasaannya

Dari tiga hal diatas menunjukkan bahwa ternyata manusia bertingkah laku banyak dipengaruhi oleh sistem sosialnya atau lingkungan sekitarnya. Ini menggambarkan seseorang bisa melakukan tindak kekerasan dikarenakan lebih dominannya orang-orang disekitarnya membentuk ia untuk bertindak demikian. Selain itu seseorang memiliki kebiasaan dengan jiwa-jiwa premanisme dengan kecenderungan keinginan untuk menguasai sesuatu, selanjutnya selalu mementingkan dirinya sendiri, artinya orang ini tidak akan peduli dengan keadaan orang lain dan hanya mementingkan kelompoknya. Jadi bila lingkungan kita biasa dengan mempertunjukkan kekerasan dan pola pendidikan yang mengarah ke pembentukkan keras, maka orang yang masuk di dalam lingkungan itupun akan terpengaruh dengan lingkungan tersebut. Mari kita lihat apakah orang yang melakukan tindak kekerasan sistem social atau lingkungannya juga membentuknya seperti itu ? silahkan lihat, cari informasi tersebut dan buktikan …………?

· Mempelajari solidaritas dari makna cerita dan film

Rasullullah Muhammad SAW sendiri dalam hadisnya, “barang siapa yang membangun silaturahmi akan aku berikan rezeki, aku berikan kesehatan dan aku panjangkan umurnya”. Menggambarkan bahwasanya mencari persahabatan, membangun persaudaraan, menjalin kekeluargaan dan merekatkan solidaritas merupakan tindakan yang terpuji dan bermanfaat, sedangkan mencari permusuhan dan membuat merusak ikatan persaudaraan akan menimbulkan perpecahan, adu domba. dendam, sirik ,iri,dengki, dsb.

· Lebah dan Semut

Kehidupan lebah dan semut merupakan salah satu contoh aktivitas yang bisa kita pelajari dengan seksama dan sederhana. Coba kita lihat bagaimna semut bisa membangun rumahnya yang begitu kokoh, indah dan besarnya begitu pula dengan lebah. Lihatlah dan pelajarilah cara mereka bekerjasama, bergotong royong, berbagi peran, hebatnya lagi setiap mereka bertemu seolah-olah mereka berjabatan tangan atau malah saling mengucapkan salam. Lebahpun juga begitu ditambah lagi lebah berproses untuk mengahasilkan sesuatu yang berarti atau bermanfaaat bagi orang lain, yakni madunya.

  • Beauty and the beast

Cerita atau tontonan film dongeng beauty and the beast (tahu nggak ?, udah pernah nonton belum ? ) bisa juga menjadi pelajaran bila kita bisa menangkap makna (pesan) yang disampaikan dari cerita tersebut. Beauty merupakan sosok perempuan yang cantik, hormat dan sayang pada orang tua, suka menolong sesama dan baik hatinya. Ia bisa mengalahkan sifat-sifat jahat dari the beast bahkan menghilangkan sifat jahatnya tersebut, karena ia tahu bahwa setiap orang memiliki sifat yang baik. The beast adalah sosok yang berperawakan jahat, namun ia punya perilaku yang tidak sejelek penampilannya, ia sopan, ramah dengan emosional yang tinggi. Hanya saja ia kesepian, dikarenakan ia berwajah buruk rupa. Namun ia sadar bahwa, apalagi yang akan ia andalkan kalau tidak kebaikan hatinya dan perilakunya walaupun orang-orang banyak membencinya hanya karena melihat keburukan tampilan wajahnya.

Banyak lagi yang bisa kita pelajari dari hal tersebut, film kartun sponge bob yang menunjukkan bahwa walaupun ia sering diperlakukan tidak adil dan dibenci oleh orang-orang disekitarnya namun ia tetap ceria dan menunjukkan ketulusan dan kebaikan.

Bila kita kembali pada kasus kekerasan yang terjadi, saya teringat kembali ada sebuah film Indonesia yang berjudul Get Maried diperankan oleh Nirina Zubir,dkk. Pada bagian kerusuhan yang terjadi di film tersebut dapat kita pelajari, bahwasanya ada sebuah penyebab yang mendorong orang atau sekelompok orang untuk bertindak kekerasan, pada bagian naskah film tersebut ada kata-kata yang membuat kita untuk menyaring pesannya, yakni pemecahan masalah ala Indonesia, timbulah pertanyaaan mengapa orang bertikai ? peristiwa tersebut menunjukkan bahwa orang-orang kampung kita masih saja menyelesaikan masalah dengan adu jotos atau otot. Wajar saja, karena orang yang tergolong senang dengan kekerasan biasanya kurang menggunakan otaknya, mereka terbelakang dan kurang berpendidikan. kalo saya bilang itu sikap primitif.

Akhir tulisan ini, menggambarkan kasus pertikaian antar mahasiswa akan menunjukkan hilannya ke-maha-an seorang mahasiswa, nilai-nilai yang disandang dan parahnya lagi mencoreng nama baik lembaga pendidikan. Menurut hemat penulis mahasiswa memiliki arah perjuangan dan gerakan yang mencerahkan (aufklarung) dirinya dan orang lain bahkan lebih luas lagi melalui daya intelektualnya. Seharusnya mejadi barisan pelopor ilmiah (baca: Soedjatmoko), dengan semangat pembaharu dan solidaritasnya. Masih banyak pekerjaan rumah kaum intelektual yang belum di kerjakan, kegiatan-kegiatan yang positif untuk membangun dan memberdayakan masyarakat yang semakin hari terhimpit oleh pemiskinan sistematik. Membaca, menulis, berdiskusi, berkarya, mengabdi, kreatif, aksi dan berbasis keilmuwan inilah yang merupakan aktivitas mahasiswa yang masih harus kita tonjolkan. Bukankah mengepalkan tangan untuk sebuah kata perlawanan terhadap penindasan bukan mengepalkan tangan untuk menindas.

Komentar