Dina kecewa dengan kantor pos jadi proyek robot pemerintah BKD

23 oktober 2010
Bangun pagi yang seger Dina dengan senyum-senyum kecil dan semangat menggerak-gerakan tubuhnya (berolahraga sedikit), petak,petok bunyi detakan tulang dan syarafnya, karena tidak pernah berolahraga. Hari ini Dina nampaknya senang sekali, hal ini dikarenakan rekening tabungannya terisi kembali. Inilah hari-hari yang ia tunggu, tanggal 23, hari dimana tiap tanggal tersebut Dina menjadi jutawan dalam sehari. Keletihan dengan segala operasional pengeluaran terbayar sudah. Dalam waktu 30 menit uang yang baru saja ditarik dari rekening tersebut hanya bersisa 20% lagi, selebihnya untuk menutupi berbagai tagihan yang menjadi kewajiban Dina pada nilai konsumtifnya.
Hari ini juga di Kantor pos, foto copy dan percetakan dalam minggu-minggu ini ramai sekali dikunjungi dengan pengunjung yang berminat mengikuti CPNS, mengisi dari 5% formasi kerja dengan jabatan yang ada dengan perbandingan 95% belum menjabat dan belum mendapatkan kerja sebagai PNS, setiap dari mereka siap dan lapar dengan lapangan kerja tersebut. Inilah salah satu harapan besar tiap-tiap orang yang kesana-kemari mengurusi kelengkapan berbagai persyaratan pengajuan berkas lamaran. Dibalik itu inilah juga harapan proyek/ makanan besar pemerintah dari divisi BKD untuk memperoleh penghasilan tambahan misalkan, kantor pos yang bekerjasama dengan pihak BKD, yang tadinya biasanya ongkos kirim hanya Rp.5000,- menjadi Rp.15.000,-, satu kali kirim, padahal jaraknya hanya beberapa meter dari kantor pos tersebut. Kalikan saja berapa orang yang mengirimkan berkas lamarannya tersebut.
Bagi yang berjiwa wirausaha, melihat peristiwa itu mungkin saja cara pandangnya pasti berbeda, mereka tidak akan mengikuti arus tersebut, atau sembari mengikutinya itu tidak menjadi akan menganggu usaha mereka, malah sebaliknya terkadang mereka melawan arus tersebut, bahkan mereka anggap keramian di lokasi tersebut adalah peluang/ kesempatan yang baik bagi mereka. Mereka akan melihat dan memahami kebutuhan tiap-tiap orang, mengembangkan kebutuhan dengan melihat lebih jauh kedepan seperti, apalagi yang akan mereka butuhkan setelah ini, ini adalah pasar, ini adalah pendapatan baginya, walau sifatnya sementara.
Dina sudah berlalu lama dan letih mencari identitas orang yang dia sendiri dibuat bingung, apakah identitas orang tersebut yang dibawanya hilang atau sudah dia kembalikan. Akhirnya sebagai konsekuensi yang harus dia lakukan adalah membuat identitas baru bagi kedua orang tersebut, karena laki-laki dari keluarga itu menuntut dan menanyakan identitasnya. Laki-laki itu sering berpergian, dia khawatir jika ada yang meminta bukti dan menanyakan perihal identitasnya. Secara formalisasinya tiap daerah (negara) bagi warganya memiliki tanda pengenal (identitas) jika di Indonesia disebut atau disingkat dengan KTP (kartu tanda pengenal). Secara substantifnya ini digunakan untuk identitas diri sebagai warga negara tersebut, kalau kita ke luar kita biasanya menggunakan passport, sebagai identitas warga negara yang berada pada negara yang bukan asalnya. Isinya cukup sederhana, tercantum nama, tempat dan tanggal lahir, photo diri, dan lain sebagainya, dan ini dilegalkan oleh pihak yang berwenang (lihat cap dan tanda tangan KTP). Jadi sama halnya dengan jika tidak memiliki KTP, artinya kita tidak memiliki identitas (itu secara formalitas/legalitasnya) membuatnyapun cukup beragam; ada yang bilang sulit, ada juga yang berkata mudah, tapi pada proses intinya baik identitas itu dibuat dengan proses yang mudah ataupun sulit, cukup dengan syarat yang diberlakukan atas pembuatannya dan sudah pasti tidak ada yang gratis. Dibuat dengan uang negara, bahan pembuatnya, tenaga mengurusinya, dan lain-lain (jadi lebih baik kita hitung-hitungan saja dengan pihak yang mengurusinya ini).
Kecil dan besaran uang yang dikeluarkan bergantung pada kita yang mau cepat atau lambat, didahulukan atau urutan buncit, dipermudah atau dipersusah,,xixixii. Menurut pengalman Dina, jika ia yang membuat cukup mudah, selain mengerti apa yang harus ia lakukan, syarat yang mudah (tidak lengkap tidak akan dipermasalahkan), kenal degnan pembuatnya dan ditambah dengan uang yang dilebihkan untuk kelancaran dan kemudahan, bahkan tidak mungkin Dina bisa merubah data yang akan dibuat misalkan, nama yang akan diterakan pada identitas tersebut.
18 kali geledek dengan sound system menggelegarkan wilayahnya di barengi dengan hujan yang memang sedari tadi terlihat langit menjadi sedikit buram dan gelap, anehnya tidak semua wilayah terkena banjiran hujan yang turun pada waktu Dina menuju kepulangannya. Pada waktu sebelum Dina datang di daerah yang terkena hujan gledek, daerah sebelumnya masih cukup terang dan panas. Entah berapa volt kekuatan 18 kali gledek yang diikuti dengan sinaran petir tersebut. Yang jelas saat Dina mampir di sebuah warung bamboo lesehan, dia berkata dari mana orang-orang yang tidak memiliki pekerjaan bisa memenuhi kebutuhannya?, kalau tidak dengan dengan berbagai kegiatan yang dilakukan, bahkan sampai bisa jadi “jual diri”?, alas an pembenaran bagi mereka adalah itu juga namanya kerja….the end,,,,,,,

Komentar